Tuak dan Arak selalu identik dengan budaya Bali, setiap kegiatan adat dan tradisi di bali, 2 nama ini tidak pernah lepas kehadirannya. tahu kah anda ?
Bali merupakan pulau Dewata yang terkenal dengan pariwisata dan budaya nya. Ya, jika berbicara masalah budaya di Bali memang tidak akan ada penghujungnya. Selain memiliki budaya yang unik dan menarik, Bali juga memiliki beranekaragam makanan dan jajanan tradisional yang khas seperti jaje klepon, jaje uli, jaje laklak dan lain sebagainya
Nah, minuman tradisional yang banyak dijumpai di Bali, dimana minuman tersebut biasanya di minum dengan campuran arak, sebut saja Tuak. Tuak memang minuman Nusantara yang kemungkinan diketahui oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Namun Tuak arak ini kerap dijumpai di pulau Bali tepatnya di Kabupaten Karangasem Bali. Arak adalah sejenis minuman ber alkohol yang merupakan hasil fermentasi dari nira, beras atau bahan minuman yang mengandung gula. Bahan baku yang biasa dipakai untuk membuat arak adalah TUAK atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira, pohon kelapa, pohon enau atau nipaatau legen dari pohon siwalan atau tal ataupun diambil dari sumber lainnya. Kadar alkohol arak pun memiliki kadar alkohol yang berbeda-beda tergantung daerah pembuatnya, contohnya saja jenis arak yang kerap dibuat di pulau Bali mengandung alkohol yang kadarnya cukup tinggi. Di Bali arak merupakan satu jenis minuman yang digunakan sebagai sajian atau tabuhan bersama-sama dengan brem dan tuak pada saat upacara adat dan keagamaan. Disamping itu, arak juga biasanya disajikan sebagi hidangan khusus bagi orang dewasa. Produksi minuman keras di Indonesia pada umumnya memang dilarang. Namun, berbeda dengan yang ada di Bali arak Bali justru dijadikan salah satu oleh-oleh bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Selain dikonsumsi untuk diminum dan sebagai bagian dari sesajen upacara keagamaan, Arak Bali juga diyakini untuk dapat dijadikan obat boreh atau penghangat untuk menghilangkan rasa gatal. Sungguh menarik bukan? tentu saja. Namun, tahukah Anda bagaimana cara pembuatannya? mari kita singgah ke salah satu desa yang ada di Karangasem Bali yaitu Desa Tri Eka Bhuana kecamatan Sidemen Karangasem. Desa ini merupakan salah satu desa yang terkenal terhadap pembuatan arak tradisional di Bali. Desa yang berjarak kurang lebih 55 kilometer dari kota Denpasar ini, hampir 90 persen masyarakatnya merupakan pembuat arak tradisional. Kebanyakan para petani di desa ini selain bertani dikebun dan sawah mereka juga mampu membuat arak yang berkualitas. arak yang dihasilkan di Desa Tri Eka Bhuana ini memang terkenal alami dan berkualitas, namun masih jarang wisatawan yang berkunjung kesana. Sinergi antara pencari tuak dan pembuat arak pun saling berkaitan. Pembuatan arak dilakukan melalui proses penyulingan. Proses penyulinggan pun dapat dilakukan oleh perempuan atau atau ibu rumah tangga. Sedangkan laki-laki akan sibuk mencari tuak / ngirisin setiap pagi hari dan sore hari. Aktivitas seperti inipun telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu secara turun menurun. Masyarat di Desa Tri Eka Bhuana ini pun sudah membuat arak lebih dari 25 tahun.
Proses pembuatan arak Bali dari bahan tuak, menurut masyarakat di Desa Tri Eka Bhuana ini, membuat arak tidak membutuhkan ketentuan yang baku, yaitu hanya berdasarkan melalui pengamatan dan pengalaman. Pembuatan arak diawali dari tuak yang matang yang habis disadap. Tuak hasil sadapan ini kemudian akan ditampung kedalam gentong plastik selama 3 sampai 4 hari hingga tuak terasa kecut. Tuak ini akan diproses bersamaan dengan serabut kelapa di dalam gentong yang tertutup sebagai proses fermentasi. Setelah dirasa cukup, tuak akan dimasukkan kedalam rangkaian pengarakan yang terdiri dari tiga buah kaling atau guci. Masing-masing guci akan berisi 4 ember tuak dengan daya tampung 5 liter. Proses penyulingan biasanya diawali dari pukul 05.00 hingga pukul 15.00. aktivitas ini pun hampir dilakukan setiap hari oleh petani tuak tersebut. Arak hasil penyulingan mampu memproduksi kadar alkohol mulai dari 30, 35 hingga 40 persen. Tuak Arak yang dihasilkan di Desa ini pun berwarna putih bersih dan tuak arak ini juga dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan kelas kadar alkohol. Untuk kelas satu memiliki kadar alkohol antara 35 hingga 40 persen, untuk kelas kedua memiliki kadar alkohol 30 persen sedangkan untuk kelas ketiga memiliki kadar alkohol 25 persen. Untuk harga tuak arak pun sangat terjangkau. Biasanya untuk 1 botol tuak (1,5 liter) harga nya berkisar antara Rp 6.000 hingga Rp 10.000. Cukup terjangkau bukan? Ya tentu saja. Dan bagi Anda yang sedang berlibur ke Bali, jangan lupa untuk berkunjung ke Daerah Karangasem ya untuk menambah pengetahuan Anda mengenai apa itu Tuak dan bagi Anda yang masih penasaran dengan cara pembuatannya dan atau Anda ingin belajar membuat arak?. Ya, Anda bisa datang ke Desa Tri Eka Bhuana Karangasem ini untuk menyaksikan pembuatan arak secara langsung bersama petaninya. Belajar membuat arak bersama petaninya sungguh akan menjadi pengalaman yang mengasyikan bukan? Ya , tentu saja. So, Silahkan dicoba ya guys.

