5 Pura di Bali yang Dijadikan Objek Wisata yang Patut di Kunjungi

Admin Wisata Bali

Objek wisata di Bali selalu memiliki keunikan tersendiri yang jarang dimiliki oleh tempat-tempat wisata di Indonesia, tidak salah jika Pulau Bali disebut sebagai surganya bari para wisatawan asing maupun domestik. Tidak hanya wisata pantai, danau ataupun wilayah pegunungan, tetapi Bali juga menyuguhkan wisata Pura yang menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Bali. Pura di Bali pada umumnya berfungsi sebagai tempat persembahyangan bagi umat Hindu, namun selain sebagai tempat persembahyangan, beberapa pura di Bali juga berfungsi sebagai tempat wisata. Berikut ini 5 Pura Suci di Bali yang juga dijadikan objek wisata.

1. Pura Luhur Uluwatu

Pura Uluwatu
Pura Uluwatu
Kecak Uluwatu
Kecak Uluwatu

Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan, yaitu enam Pura Kahyangan yang dianggap sebagai pilar spiritual Pulau Bali yang berlokasi di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung Bali sekitar 30km ke arah selatan dari Kota Denpasar. Pura Uluwatu dibangun pada abad ke-9 oleh Mpu Kuturan, Pura ini berdiri kokoh di atas dan di ujung tebing yang sangat curam setinggi 97 meter, yang kelihatan bertengger diatas tebing yang menjorok ke lautan membuat pura ini sangat indah, tebing ini memberikan pemandangan yang sangat luar biasa dan sangat memanjakan mata para wisatawan yang engunjunginya. Disekitar pura terdapat hutan kecil bernama “alas kekeran” yang dihuni oleh ratusan kera. Namun ada pendapat lain bahwa Pura Uluwatu dibangun oleh Dang Hyang Niratha yang berasal dari kerajaan Daha (Kediri) di Jawa Timur pada tahun 1546 M yaitu pada pemerintahan Dalem Waturenggong. Keindahan Pura Uluwatu akan terlihat pada saat matahari terbenam yang dapat dinikmati dari beberapa sisi tebing diseputar pura, apalagi akan ditemani oleh pementasan Tari Kecak yang dipentaskan di panggung terbuka yang membuat objek wisata ini makin dinikmati oleh wisatawan.

2. Pura Ulundanu

ulun danu bratan
ulun danu bratan

Pura Ulun Danu Beratan merupakan pura terbesar di Bali setelah Besakih, nama pura ini diambil dari lokasinya yang berada di tengah Danau Beratan. Lokasi pura ini berada di dataran tinggi Bedugul yakni sekitar 1.239 meter di atas permukaan laut. Kondisi yang demikian membuat lingkungan pura cukup sejuk dengan temperatur udara antara 18-22 derajat celcius. Pura Ulundanu berlokasi di Desa Candi Kuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan sekitar 50km dari Kota Denpasar di jalan utama Denpasar-Singaraja. Pura ini dibangun pada tahun 1556 (Tahun 1634 M) oleh I Gusti Agung Putu. Saat berkunjung ke pura ini anda dapat menikmati lingkungan alam yang asri di sekitarnya, sebelum anda memasuki area pura anda akan melewati taman dengan jalan setapak yang dihiasi bunga-bunga, hamparan rumput, serta pepohonan cemara yang menghijau, jalan setapak akan membawa anda pada pintu masuk area pura. Tempat wisata ini buka pukul 08.00 – 18.00 WITA. Namun, apabila area pura sedang berkabut, lokasi pura akan ditutup lebih cepat untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

3. Pura Tanah Lot

Tanah Lot
Tanah Lot

Pura Tanah Lot merupakan bagian dari Pura Sad Kahyangan. Pura Tanah Lot terletak di kawasan tengah pantai, dimana Pura ini adalah tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Pura Tanah Lot berlokasi di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan yang menempuh waktu sekitar 45 menit dari kawasan kuta. Hampir semua yang berkunjung kesini adalah untuk melihat keindahan matahari tenggelam. Dikarenakan Pura ini berada agak ke tengah laut, maka anda harus turun ke bawah untuk melihat keindahannya dari dekat namun hanya dapat dilakukan pada saat air sedang surut. Wisatawan tidak diperbolehkan masuk kedalam bangunan pura dikarenakan untuk menjaga kesucian dan kesakralan pura. Disaat air pasang, wisatawan dapat melihat pura ini seolah-olah mengambang diatas air.Di pura ini juga terdapat ular suci yang berwarna hitam berbelang kuning , konon ular ini merupakan penjaga pura dan memiliki racun 3 kali lebih kuat dari ular kobra. Kemudian tepat dibawah karang pura terdapat seseorang yang memberikan air suci kepada wisatawan. Air suci ini didapat dari dalam pura, walaupun berada ditengah laut dan karang tempat pura ini berada tidak terlalu luas namun terdapat mata air tawar yang sangat segar dan menyejukan muncul dari dalam pura.

4. Pura Taman Ayun

Pura Taman Ayun
Pura Taman Ayun

Pura Taman Ayun merupakan Pura Ibu (Paibon) bagi Kerajaan Mngwi Bali, Pura ini dikelilingi kolam ikan sehingga pada saat berada di tempai ini seolah-olah berada di tengah danau. Pura Taman Ayun dibangun pada abad ke 17 (konon dibangun pada tahun 1634) oleh Raja Mengwi I Gusti Agung Putu. Pura ini berlokasi di Desa Mengwi Kabupaten Badung, kira-kira terletak 18kilometer ke arah utara kuta. Pura ini sempat hancur karena gempa bumi hebat pada tahun 1917. Perbaikan secara besar-besaran dilaksanakan pada tahun 1973 dan pada tahun 1949 dilaksanakan perbaikan terhadap kori agung,gapura,candi bentar,ditambah pembuatan wantilan yang cukup luas. Kompleks Pura Taman Ayun menempati lahan luar dan tiga pelataran dalam yang makin ke dalam makin tinggi letaknya. Pelataran luar yang disebut Jaba terletak di sisi luar kolam. Dari pelataran luar terdapat sebuah jembatan melintasi kolam, menuju ke sebuah pintu gerbang berupa gapura. Gapura tersebut merupakan jalan masuk ke pelataran dalam yang dikelilingi oleh pagar batu. Di jalan masuk menuju jembatan dan di depan gapura terdapat sepasang arca raksasa. Di sebelah kiri jalan masuk, tidak jauh dari gerbang, terdapat bangunan semacam gardu kecil untuk penjaga. Di halaman pertama ini tersebut terdapat sebuah wantilan (semacam pendapa) yang digunakan untuk pelaksanaan upacara dan juga sebagai tempat penyabungan ayam yang dilaksanakan dalam kaitan dengan penyelenggaraan upacara di pura.

5. Pura Tirta Empul

tirta empul
tirta empul

Pura Tirta Empul merupakan sebuah tempat suci bagi umat hindu yang di dalamnya terdapat beberapa pancuran air suci yang dipercaya sebagai air yang dapat menyucikan tubuh(pelukat). Pura ini berlokasi di Desa Manukaya Kecamatan Tampak Siring Kabupaten Gianyar. Pura ini juga meruapakan tempat bersejrah karena di pura ini dibangun istana kepresidenan yang dibangun pada masa pemerintahan Soekarno di Indonesia. Nama Pura Tirta Empul diambil dari sumber mata air yang dinamakan Tirta Empul yang apabila diartikan adalah sebuah air yang menyembur dari tanah. Jadi Tirta Empul adalah air suci yang menyembur keluar dari dalam tanah (Mata air suci). Pada bagian Madya Mandala terdapat sebuah kolam persegi panjang yang memiliki kurang lebih 30 buah pancuran yang berjejer dari timur ke barat dan menghadap ke selatan. Menurut masyarakat sekitar, setiap pancuran di kolam Tirta Empul ini memiliki nama tersendiri, diantaranya adalah Pancuran Penglukatan, Pancuran Pembersian, Pancuran Sudamala dan Pancuran Cetik (Racun). Para wisatawan diperbolehkan untuk ikut menyucikan diri dikolam pancuran ini, syarat utamanya adalah wisatawan harus menggunakan ‘kamen’, sebuah kain yang di ikatkan di pinggang, kamen ini adalah sebuah sarana persembahyangan yang dipakai umat Hindu untuk dapat memasuki pelataran pura.

Promo Januari 2017
Promo Januari 2017

Bagikan:

Artikel Terkait

Tinggalkan komentar